Pada
abad 20, sebuah usaha kecil sangat sulit berkompetisi dengan perusahaan
raksasa. Namun, pada abad ini, e-commerce telah mendukung eksistensi perusahaan
kecil. Memang, dengan dengan nama yang telah dikenal dan loyalitas konsumennya,
perusahaan besar tetap mendapatkan profit, tetapi kini, level usaha kecil dapat
unjuk gigi melalui internet.
Di
antara berbagai istilah yang menggunakan awalan “e” (electronic), seperti
e-book, e-zine, e-pr, salah satu yang paling popular adalah e-commerce.
Mengapa? Karena kemunculan internet telah mengubah wajah ekonomi konvensional
menjadi new economy(perekonomian
digital). Artinya, aktifitas ekonomi seperti jual beli produk dan jasa tidak
dilakukan secara langsung tatap muka, tetapi dilakukan secara online, via
internet. Transaksi dilakukan bisa jadi tanpa pernah sang penjual dan pembeli
bertemu sekalipun.
Pada
dasarnya, bagi pihak konsumen, e-commerce dapat membuat waktu berbelanja
menjadi singkat. Tidak ada lagi berlama-lama mengelilingi pusat pertokoan untuk
mencari barang yang diinginkan. Selain itu, harga barang-barang yang dijual
biasanya lebih murah dibandingkan dengan harga di toko, karena jalur distribusi
dari produsen barang ke pihak penjual lebih singkat dibandingkan dengan toko
konvensional. Walaupun tidak membeli secara online, konsumen dapat memperoleh
banyak informasi penting yang diperlukan untuk memilih sampai memutuskan suatu
produk yang akan dibeli. Bagi penjual, hanya dengan “diam”, dapat menuai
keuntungan yang cukup besar dari transaksi yang dilakukan konsumen.
Dengan
jumlah populasi yang besar dan pengguna ponsel yang terus meningkat, memberikan
peningkatan yang berarti pada individu yang online
secara aktif. Ini juga disinyalir menjadi sebuah pergeseran gaya hidup,
saat ini orang memenuhi kebutuhan dengan belanja online.
Kemudahan
akses internet dan peluang usaha kecil untuk memasarkan produknya secara online
juga terbuka luas. Saat ini jika ingin membuka usaha dapat memulainya melalui
sosial media seperti Facebook, Twitter atau Instagram. Media sosial yang memang
tidak diperuntukan untuk berjualan, bagi sebagian orang menjadi sebuah potensi
membuka lapak dan menawarkan produknya. Hal ini juga terjadi pada platform
layanan pesan seperti BBM.
Selain
media sosial juga tersedia layanan online marketplace yang memberikan wadah
bagi UMK untuk berjualan secara online. Ini memudahkan dua belah pihak, sebagai
merchant untuk menawarkan produknya, sekaligus kemudahan konsumen mendapatkan
barang kebutuhannya.
Dengan makin
maraknya perdagangan online, tak hanya membuktikan bahwa Indonesia sebuah
market yang luas. Namun tumbuhnya jiwa wirausaha yang mencari peluang berbisnis
lewat internet serta mencoba merebut pasar dalam negerinya sendiri. Dengan cara
mendirikan usaha dengan bentuk perusahaan kecil yang serius dan terus
berkembang menjadi besar. Ataupun individu yang hanya menjadikan usaha online, sebagai usaha
sampingan.
Semua ini dapat
dilihat dari : 1) Pemakai internet sekarang makin bertambah. 2) Meningkatknya
pilihan membeli secara online. Saat ini e-commerce
juga yang memiliki potensi untuk berkembang secara besar. Karena konsumsi akan
kebutuhan barang, mulai dari produk bahan pangan, fashion dan ritel terjadi
setiap saat. Transaksi akan terus terjadi, antara konsumen dan penyedia
produk.
Pengguna
internet Indonesia kian ter-edukasi tentang bagaimana memanfaatkan internet
untuk berbisnis dan bertransaksi secara online. Konsumen sudah bisa menimbang
untung rugi dalam berbelanja online. Belum lagi penetrasi situ-situs e-Commerce
raksasa yang menumbuhkan rasa percaya konsumen untuk mengeluarkan dana-nya
lewat transaksi online.
Analisis SWOT e-commerce di Indonesia
Information and Communication Technology (ICT) Centre mengkaji situasi
di Indonesia berkaitan dengan e-commerce, yakni
STRENGTHS
1)
Kenyamanan membeli via Internet Dari depan komputer di rumah sendiri,
kantor atau warnet. Ini menghemat waktu dan usaha, pembayaran mudah, Apalagi
generasi muda Indonesia masa kini mulai tidak segan-segan lagi untuk memesan
barang-barang via Internet.
2)
Harga yang kompetitif Ini disebabkan perusahaan-perusahaan e-commerce
tidak perlu menanam uang untuk stok dan menyewa showroom dan
efisiensi-efisiensi lainnya
3)
Populasi Indonesia Indonesia dengan populasi penduduk ratusan juta
adalah potensi yang luar biasa besar, jika daya belinya sudah meningkat.
4)
Infrastruktur Internet. Infrastruktur Internet Indonesia mungkin bukan
yang terbaik, namun termasuk cukup merata – terutama berkat Wasantara.Net. Dan di pusat-pusat ekonomi (Jakarta, dan
lain-lain) banyak pilihan ISP (Internet Service Provider) dan WarNet (Warung
Internet) sehingga mudah untuk mengakses Internet.
5)
SDM yang sedang berkembang Generasi muda Indonesia potensinya cukup
menjanjikan. Monitoring di berbagai forum di Internet menunjukkan peningkatan
prosentase generasi muda yang ahli dalam hal teknis computer yang pada akhirnya
dapat dimanfaatkan untuk menunjang sektor e-commerce.
WEAKNESSES
1)
Daya beli Masih sangat lemah, kecuali untuk sebagian kecil dari
masyarakat Mungkin economic recovery terjadi dalam jangka waktu yang cukup
panjang
2)
Sosialisasi credit card. Dari berbagai pemberitaan di Kompas dan Sindo,
pemilikan dan penggunaan credit card di Indonesia sudah mulai menunjukkan
gejala peningkatan. Memang masih menunjukkan simbol status (baca: selain
prestise, juga sebagai pengutang). Tetapi banyak pengguna credit crdyang
bermasalh. Ini dapat sangat menyulitkan perkembangan eCommerce di Indonesia.
3)
Sosialisasi Internet Internet walaupun perkembangannya meningkat di
Indonesia, namun masih jauh dari menjadi gaya hidup mayoritas penduduk
Indonesia.
OPPORTUNITIES
1) Stealing the start, yakni e-commerce baru
saja mulai menanjak di Indonesia
2) Membuka peluang bisnis
dari luar negeri, berarti barang-barang kita termasuk murah untuk mereka.
E-commerce memungkinkan mereka untuk membelinya dengan mudah.
3) Banyaknya pendatang
baru di Internet membuat website-website portal sibuk untuk merekrut mereka
untuk menjadi customernya.
4) Sektor bisnis yang
sedang berkembang dengan sangat pesat. Perputaran uang di sektor ini akan
mencapai trilyunan dolar AS.
THREATS
1)
Situasi ekonomi & politik di Indonesia yang tidak stabil
dapat membuat website e-commerce yang sudah ada dan yang baru akan berkembang
bisa surut kembali.
2)
Adanya carder, yakni orang yang melakukan cracking, yakni
pembobolan terhadap kartu kredit untuk mencuri nomor kartu orang lain dan
menggunakannya untuk kepentingan pribadi. Biasanya yang menjadi korbannya
adalah mereka yang memiliki cartu credit dalam jumlah besar. Menurut hasil
riset, pada tahun 2002, Indonesia menempati urutan kedua setelah Ukraina dalam
kejahatan carding. Saat ini memang mulai menurun, tetapi masih ada carder yang
menggunakan kartu kredit orang lain untukmendownload
file seperti musik
dan film. Aktifitas Internet yang merugikan seperti Spam, Abuse dan Fraud.
3)
Budaya ikut-ikutan langsung terjun ke arena tanpa perhitungan
dan persiapan yang matang, kembali dapat meruntuhkan kepercayaan masyarakat
kepada ecommerce.
Dilihat dari peluang
bisnis yang ada untuk e-commerce yaitu dalam bentuk fashion dikarenakan wanita
cenderung melakukan pembelanjaan online dan melakukan transaksi lebih banyak
daripada pria. Dan untuk bisnis e-commerce ini lebih baik peluang yang cocok
untuk orang Indonesia dengan produk atau barang yang sering digunakan
sehari-hari, itu akan mempermudah dalam lebih terjadinya transaksi. Orang
Indonesia kecenderungan lebih banyak berbincang daripada mendokumentasikan atau
menulis maka dari itu peluang bisnis e-commerce harus dipilih sangat cocok
dengan kebiasaan orang Indonesia. Jika para pebisnis mampu melihat dari
berbagai aspek mengenai orang Indonesia itu seperti apa maka bisnis e –commerce
apapun itu bentuknya akan sangat bisa dijalankan dan peluang untuk bisnis bisa
dijalankan.